
Geotekstil stabilisator ialah pemanfaatan geotextile pada tanah konstruksi. Umumnya tanah di Indonesia mempunyai sifat gembur bahkan terkadang struktur campurannya tidak stabil.
Oleh karenanya, diperlukan geotextile untuk mengelola tanah sehingga jauh lebih stabil. Biasanya hal ini dilakukan dalam keperluan proyek konstruksi atau bangunan.
Sementara jenisnya terbagi menjadi 2, yakni woven dan non woven. Keduanya memiliki klasifikasi tersendiri, jadi pemilihan jenisnya disesuaikan dengan keperluan konstruksi.
Mengenal Lebih Dekat Geotekstil Stabilisator
Geotextile ialah gulungan kain atau tekstil khusus yang umumnya dimanfaatkan dalam konstruksi sebagai alas jalan. Sehingga menjadikan jalan mampu dilewati secara mudah.

Material tersebut menjadikan air bisa terserap oleh tanah. Akan tetapi, tanah tidak akan mampu melewati material tersebut. Spesifikasi ini yang begitu diperlukan pada proyek konstruksi.
Geotekstil stabilisator diterapkan pada permukaan tanah yang tidak rata. Material ini juga mampu membantu penataan tanah sehingga lebih mudah untuk jalan.
Material ini terbagi atas beberapa kelas dibedakan atas tingkat kekuatannya. Misalnya saja kelas 1 yang punya kekuatan rendah. Umumnya dimanfaatkan pada jalan tanah yang dilewati oleh manusia dan kendaraan ringan.
Geotextile sendiri memang umum diterapkan dalam proyek konstruksi jalan. Sebab, mampu menjadikan biaya konstruksi lebih rendah. Mengingat harga produk tersebut cukup terjangkau.
Selain itu, material tersebut juga mampu menurunkan ketebalan agregat, bahkan menjadikan jalan lebih tahan lama. Pengaplikasiannya mampu menghemat ketebalan lapisan pondasi agregat pada tanah dasar lunak maupun sedang.
Jadi, tidak heran apabila geotextile banyak dimanfaatkan dalam dunia konstruksi. Bukan hanya efektif untuk pembangunan, namun juga menghemat banyak biaya.
Akan tetapi, bukan berarti geotextile dapat diterapkan pada semua jenis tanah. Lebih cocok untuk tanah dasar yang permukaan airnya cukup tinggi atau mendapat dampak musim hujan terlalu lama.
Material ini kurang cocok diterapkan untuk perkuatan timbunan ketika keadaan tegangan memungkinkan runtuhnya tanah dasar fondasi. Perkuatan timbunan ini termasuk fokus perancangan yang perlu diperhatikan dalam suatu lokasi konstruksi.
Pilih Geotekstil Stabilisator Woven atau Non Woven?
Ketika ingin membeli geotextile untuk keperluan stabilisator, ada 2 pilihan jenisnya, yakni woven dan non woven. Lantas, manakah pilihan paling menguntungkan? Simak perbedaan kedua jenis tersebut.
- Woven
Pertama ada jenis geotekstil stabilisator woven yang biasanya berbentuk mirip rajutan. Tipe ini terbuat dari bahan sintesis yang bisa meloloskan air menuju tanah. Spesifikasinya ialah mempunyai kekuatan tarik tinggi dan tahan tekanan tinggi.
Tipe ini juga dapat diproduksi dari bahan daur ulang plastik. Meskipun berbahan plastik bekas, material tersebut tetap berfungsi secara optimal dan harganya lebih murah.
Tipe tersebut harganya cukup terjangkau dan mudah ditemukan. Namun, jenis woven jarang cocok dengan semua jenis tanah. Jadi, bisa mempertimbangkan tipe non woven sesuai jenis tanah.
- Non Woven
Selanjutnya ada tipe non woven yang bentuknya serupa dengan kain. Sementara pada jenis woven sebelumnya lebih terkesan serupa anyaman tikar atau karpet.
Tipe non woven tergolong mahal sebab proses produksinya memerlukan teknik dan alat khusus. Biasanya biaya produksinya juga cukup mahal, jadi tidak heran apabila harga produknya menjadi mahal.
Apabila hendak menggunakan tipe non woven, Anda harus siap bahwa harganya lebih mahal daripada woven. Tentu saja pemilihan tipe geotextile ini perlu menyesuaikan keperluan proyek.
Tipe ini terbuat dari bahan Polimer Polyester (PET) dan Polypropylene Polymer (PP). pengolahannya menggunakan cara khusus sehingga menghasilkan produk dengan struktur kuat.
Ada lagi material yang juga umum digunakan di Indonesia, yakni cocomesh atau jaring sabut kelapa. Biasanya dimanfaatkan dalam aktivitas reklamasi tambang, pantai atau hutan.
Jaring sabut kelapa terbuat dari bahan alami sehingga sifatnya ramah lingkungan. Jadi, tidak perlu takut akan ada residu beracun. Daya tahannya juga cukup lama bisa sampai 4 tahun. Umumnya tanah di Indonesia mempunyai sifat gembur bahkan terkadang struktur campurannya tidak stabil sehingga perlu material khusus untuk mengatasinya. Yakni menggunakan material bernama geotekstil stabilisator.
Jika Anda tertarik untuk mengakses informasi lebih lanjut mengenai Gotekstil Stabilisator, Anda bisa mengaksesnya di website kami https://jualcocomesh.com/. Anda juga bisa klik link WhatsApp https://wa.me/6281212333590 (Maria) untuk terhubung langsung dengan tim kami.